
Jika Anda terkena migrain, pasti merasa menjadi kurang efektif dalam bekerja akibat rasa sakit dan gejala yang terkait, dengan tingkat efektivitas hanya mencapai 46% dari biasanya.

Migrain sering kali menyebabkan penderitanya absen kerja, karena Anda mungkin perlu mengambil cuti saat sedang migrain cukup parah atau agar dapat memulihkan diri.

Migrain dapat menyebabkan gangguan kognitif seperti kesulitan fokus, mengingat, dan lama memproses pikiran, sehingga mengganggu tugas-tugas yang memerlukan analisa dan konsentrasi.

Penurunan produktivitas yang diakibatkan migrain tidak hanya mempengaruhi kinerja tetapi juga berdampak terhadap kepercayaan diri, hubungan dengan rekan-rekan kerja, dan kepuasan Anda dalam bekerja secara keseluruhan.

Serangan migrain yang sulit diprediksi menyulitkan orang untuk merencanakan pekerjaan mereka dengan baik, sehingga menyebabkan kecemasan.

Stigma seputar migrain dapat menghasilkan diskriminasi di lingkungan kerja terhadap penderitanya, yang berdampak pada hubungan dengan rekan-rekan kerja dan terkadang berkurangnya kesempatan profesional.

Dampak Migrain Terhadap Keluarga dan Sekitar Anda16,17
Dalam sebuah survei, orang yang menderita migrain kronis lebih sering merasa bahwa kondisi mereka mempengaruhi hubungan pribadi mereka daripada orang yang hanya mengalami migrain sesekali. Sekitar 47% responden dengan migrain kronis melaporkan bahwa sakit kepala telah menyebabkan satu atau lebih hubungan berakhir, dibandingkan dengan 18,2% responden dengan migrain episodik.
Bagi orang tua yang menderita migrain ketika serangan terjadi, mereka merasa seperti kehilangan waktu berharga bersama keluarga. Mereka juga khawatir bahwa kondisi ini akan berdampak pada anak-anak mereka. Beberapa anak-anak yang memiliki orang tua penderita migrain merasa masalah ini mengganggu performa akademik, aktivitas, dan bahkan hubungan dengan orang tua.

Migrain Dekat Dengan Penyakit Jantung18
Penelitian menunjukkan bahwa beberapa orang yang menderita migrain lebih mungkin terkena stroke dan serangan jantung. Seperti diketahui, stroke dan serangan jantung diakibatkan oleh penyumbatan pembuluh darah pada jantung atau otak, dan migrain memiliki keterkaitan dengan terjadinya pembekuan darah yang bisa mengakibatkan penyumbatan.
Beberapa ahli juga berpendapat bahwa saat migrain beraura terjadi, aliran darah ke satu area kecil di otak menurun untuk sementara waktu, sehingga dapat menyebabkan peradangan pada pembuluh darah.

Migrain dan Menstruasi19,20,21
Penelitian menunjukkan wanita tiga kali lebih mungkin terkena migrain dibandingkan pria. Hal ini diakibatkan oleh perubahan kadar hormon estrogen dalam tubuh yang meningkatkan sensitivitas terhadap nyeri. Wanita yang mengalami menstruasi yang berat dan menyakitkan memiliki kadar hormon prostaglandin yang lebih tinggi, yang juga diketahui berperan dalam memicu migrain.
Apabila Anda mengalami serangan migrain di luar siklus menstruasi atau memiliki kecenderungan genetik terkena migrain, maka Anda dapat dibilang mempunyai risiko yang lebih tinggi mengalami serangan saat menstruasi.
PP-UNP-IDN-0528-MAY-2024